Markas Bumimoro, Akademi Angkatan Laut. Berlokasi di
Daerah Perak Surabaya, Propinsi Jawa Timur, Pulau Jawa. Wahai Bapak Tentara
kami datang demi tugas Negara. Tolong tempa dan didik kami demi tercipta
kekuatan diri hadapi alam raya.
02 Agustus 2015. Mantan mahasiswa (peserta SM-3T
Angkatan V) yang mendaftar melalui LPTK UNESA terkumpul dalam satu lokasi.
Terdapat pula mahasiswa dari Universitas lain, seperti UNNES, UNS, UNMUH
Surabaya, UNMUH Surakarta, IKIP PGRI Sidoarjo dan yang lain. Mereka
mendaftarkan diri melalui LPTK UNESA, dikarenakan LPTK di Kampus mereka belum
memenuhi syarat untuk mengadakan PPG (Pendidikan Profesi Guru) atau yang lebih
dikenal dengan sebutan sertifikasi. PPG Merupakan bonus bagi mereka yang telah
melaksanakan SM-3T selama satu tahun. Begitupun PPG yang dilaksanakan 1 tahun
pula setelah SM-3T.
Para peserta berkumpul di markas AAL (Akademi Angkatan
Laut) sebagai langkah awal untuk melatih diri sebelum terjun langsung di area
penugasan, aktivitas ini disebut sebagai Prakondisi. Kurang lebih 2 Minggu kami
melaksanakan aktivitas prakondisi dengan penuh semangat 55 bukan lagi 45,
kenapa 55? Karena semangat kami melebihi semangat 45, dan nilai 10 yang kami
dapatkan dari semangat yang terus berkobar. Dari putra bangsa demi putra bangsa
untuk bangsa.
Setiap hari kami didik dan di tempa dengan harapan
akan menjadi pendidik yang jaya, jaya dalam arti bisa menjalankan tugas dengan
sebaik baiknya, baik jiwa, raga maupun amanah. Setiap hari kami dibangunkan
dengan gedoran pintu di asrama yang selalu membuat mata kami spontan terbuka
dan langsung menuju kamar mandi demi menegakkan kelopak mata bagian atas. 04.00
adalah jam wajib yang harus kami set di alarm HP kami masing-masing, dengan
harapan kami dapat melaksanakan tugas dengan disiplin (tepat waktu). Perkamar
berisi rata-rata 6 kepala, 1 kepala 1 tempat tidur. Diawali dengan Shalat
shubuh, setelahnya semua peserta langsung bersih diri dan menuju ruang makan
pada gedung yang berbeda. 05.30 alarm makan dan peserta harus sudah berkumpul
di lokasi makan, sedikit telat langsung ambil jatah (laksanakan hukuman, push up, jalan jongkok dsb). Itulah yang
kami jalani setiap hari.
Foto saat Prakondisi, Gua yg kasih jempol
Setiap aktivitas dilaksanakan pada gedung yang
berbeda-beda, dan setiap perjalanan kami dari gedung satu menuju gedung yang
lain harus dalam kondisi berbaris layaknya tentara yang berjalan 1 peleton. Dan
memang, kami dibentuk dalam kelompok-kelompok yang dinamakan Peleton. Kelompok
satu berarti Peleton 1. Setiap peleton berjumlah rata-rata 40 orang (laki-laki
dan perempuan) dengan jumlah 6 peleton. Dengan 3 banjar dan satu pemimpin
peleton disamping kanan, setiap perjalanan kami, harus di iringi dengan
nyanyian nasionalisme, dengan tujuan sedikit nyanyian ini menambah rasa
nasionalisme kami pada bangsa ini. Memang seperti itulah kehidupan dilokasi
Tentara Negara. Apalagi tugas kami nantinya menasionaliskan anak-anak pedalaman
yang masih minim kecintaan mereka pada nusantara ini. Dikarenakan pendidikan
yang mereka dapatkan belum seimbang.
2 minggu yang membuat kami memiliki aktivitas baru,
semangat baru, kedisiplinan yang semakin meningkat dan kuat. Karena kaki yang
melangkah lebih banyak dari biasanya, tangan yang selalu mengayun lebih banyak
dari biasanya, mata yang selalu terbuka lebih lama dari biasanya, serta mulut
yang selalu bernyanyi dan berdo’a. Aktivitas yang dipenuhi dengan canda, tawa,
keseriusan, keheningan, serta pula rasa tangis yang mengiringi setiap materi
yang disajikan dengan nyanyian nasionalisme.
17 Agustus, semua peserta wajib mengikuti upacara
bendera yang dilaksanakan di lapangan upacara AAL. Dan itulah upacara bendera
pertama kali kami ikuti dan kami lihat bersama para Tentara Laut Indonesia.
Luar biasa, hati kami semakin mencintai negeri ini dan tidak sedikit yang
meneteskan air mata saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan dengan alunan Drum Band serta pengibaran sang Saka
Merah Putih. Pasukan bersenjata yang memberikan hormat saat pemimpin upacara
memasuki lapangan memberikan kesan kegagahan jiwa raga putra Bangsa. Subhanallah,
sungguh Indah.
Disamping kami di didik dan ditempa dalam hal kedisiplinan
dan Nasionalisme, materi yang kami dapatkan juga berisi terkait ilmu
pendidikan, seperti penyusunan perangkat pembelajaran hingga melakukan microteaching (praktik mengajar).
Masing-masing melakukan praktik mengajar dengan bahan yang mereka siapkan
sendiri “seadanya” dan dilakukan dengan pembagian menurut fakultas
masing-masing.
2 Minggu yang amazing,
Dan kami pun berpisah dengan peserta lain saat jatah hari kami sudah habis
di markas AAL Bumimoro Surabaya. Setiap peserta ditugaskan di tempat yang
berbeda-beda dalam kelompok yang telah dibagi, seperti di Aceh, Maluku, Maluku
Utara, Nusa Tenggara, serta di Papua dan Papua Barat.
Dan saya serta 29 teman
yang lain meninggalkan AAL pada 19 Agustus menuju tempat penugasan yang membuat
kami penasaran saat pengumuman penugasan di pertengahan prakondisi. Kami
ditempatkan di Provinsi yang ke 32 Indonesia, dan kami-pun berangkat menuju ujung
timur bumi Nusantara, Papua. Amazing. :)-
Tempah asa jiwa raga
Tekad keringat mengucur deras terasa
Kobarkan semangat 45 dalam dada
Tekun raih ilmu demi Endonesa
Hidup keras disiplin dihentakkan
Bernada bunyi kegembiraan
Lelah Ikhlas sahabat Proses Pencapaian
Pikul Amanah menuju Medan Perjuangan
Korek korek dan nyalakan
Kobarkan kobarkan serta Gaungkan
Panji panji perjuangan Pendidikan
Bersama sang putra demi Bangsa Tercinta
Lion
:)