Minggu, 27 Maret 2016

DIDIDIK DAN DITEMPA - HADAPI ALAM RAYA



 Markas Bumimoro, Akademi Angkatan Laut. Berlokasi di Daerah Perak Surabaya, Propinsi Jawa Timur, Pulau Jawa. Wahai Bapak Tentara kami datang demi tugas Negara. Tolong tempa dan didik kami demi tercipta kekuatan diri hadapi alam raya.
02 Agustus 2015. Mantan mahasiswa (peserta SM-3T Angkatan V) yang mendaftar melalui LPTK UNESA terkumpul dalam satu lokasi. Terdapat pula mahasiswa dari Universitas lain, seperti UNNES, UNS, UNMUH Surabaya, UNMUH Surakarta, IKIP PGRI Sidoarjo dan yang lain. Mereka mendaftarkan diri melalui LPTK UNESA, dikarenakan LPTK di Kampus mereka belum memenuhi syarat untuk mengadakan PPG (Pendidikan Profesi Guru) atau yang lebih dikenal dengan sebutan sertifikasi. PPG Merupakan bonus bagi mereka yang telah melaksanakan SM-3T selama satu tahun. Begitupun PPG yang dilaksanakan 1 tahun pula setelah SM-3T.  
Para peserta berkumpul di markas AAL (Akademi Angkatan Laut) sebagai langkah awal untuk melatih diri sebelum terjun langsung di area penugasan, aktivitas ini disebut sebagai Prakondisi. Kurang lebih 2 Minggu kami melaksanakan aktivitas prakondisi dengan penuh semangat 55 bukan lagi 45, kenapa 55? Karena semangat kami melebihi semangat 45, dan nilai 10 yang kami dapatkan dari semangat yang terus berkobar. Dari putra bangsa demi putra bangsa untuk bangsa.
Setiap hari kami didik dan di tempa dengan harapan akan menjadi pendidik yang jaya, jaya dalam arti bisa menjalankan tugas dengan sebaik baiknya, baik jiwa, raga maupun amanah. Setiap hari kami dibangunkan dengan gedoran pintu di asrama yang selalu membuat mata kami spontan terbuka dan langsung menuju kamar mandi demi menegakkan kelopak mata bagian atas. 04.00 adalah jam wajib yang harus kami set di alarm HP kami masing-masing, dengan harapan kami dapat melaksanakan tugas dengan disiplin (tepat waktu). Perkamar berisi rata-rata 6 kepala, 1 kepala 1 tempat tidur. Diawali dengan Shalat shubuh, setelahnya semua peserta langsung bersih diri dan menuju ruang makan pada gedung yang berbeda. 05.30 alarm makan dan peserta harus sudah berkumpul di lokasi makan, sedikit telat langsung ambil jatah (laksanakan hukuman, push up, jalan jongkok dsb). Itulah yang kami jalani setiap hari.
Foto saat Prakondisi, Gua yg kasih jempol
Setiap aktivitas dilaksanakan pada gedung yang berbeda-beda, dan setiap perjalanan kami dari gedung satu menuju gedung yang lain harus dalam kondisi berbaris layaknya tentara yang berjalan 1 peleton. Dan memang, kami dibentuk dalam kelompok-kelompok yang dinamakan Peleton. Kelompok satu berarti Peleton 1. Setiap peleton berjumlah rata-rata 40 orang (laki-laki dan perempuan) dengan jumlah 6 peleton. Dengan 3 banjar dan satu pemimpin peleton disamping kanan, setiap perjalanan kami, harus di iringi dengan nyanyian nasionalisme, dengan tujuan sedikit nyanyian ini menambah rasa nasionalisme kami pada bangsa ini. Memang seperti itulah kehidupan dilokasi Tentara Negara. Apalagi tugas kami nantinya menasionaliskan anak-anak pedalaman yang masih minim kecintaan mereka pada nusantara ini. Dikarenakan pendidikan yang mereka dapatkan belum seimbang.
2 minggu yang membuat kami memiliki aktivitas baru, semangat baru, kedisiplinan yang semakin meningkat dan kuat. Karena kaki yang melangkah lebih banyak dari biasanya, tangan yang selalu mengayun lebih banyak dari biasanya, mata yang selalu terbuka lebih lama dari biasanya, serta mulut yang selalu bernyanyi dan berdo’a. Aktivitas yang dipenuhi dengan canda, tawa, keseriusan, keheningan, serta pula rasa tangis yang mengiringi setiap materi yang disajikan dengan nyanyian nasionalisme.
17 Agustus, semua peserta wajib mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan di lapangan upacara AAL. Dan itulah upacara bendera pertama kali kami ikuti dan kami lihat bersama para Tentara Laut Indonesia. Luar biasa, hati kami semakin mencintai negeri ini dan tidak sedikit yang meneteskan air mata saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan dengan alunan Drum Band serta pengibaran sang Saka Merah Putih. Pasukan bersenjata yang memberikan hormat saat pemimpin upacara memasuki lapangan memberikan kesan kegagahan jiwa raga putra Bangsa. Subhanallah, sungguh Indah.
Disamping kami di didik dan ditempa dalam hal kedisiplinan dan Nasionalisme, materi yang kami dapatkan juga berisi terkait ilmu pendidikan, seperti penyusunan perangkat pembelajaran hingga melakukan microteaching (praktik mengajar). Masing-masing melakukan praktik mengajar dengan bahan yang mereka siapkan sendiri “seadanya” dan dilakukan dengan pembagian menurut fakultas masing-masing. 
2 Minggu yang amazing, Dan kami pun berpisah dengan peserta lain saat jatah hari kami sudah habis di markas AAL Bumimoro Surabaya. Setiap peserta ditugaskan di tempat yang berbeda-beda dalam kelompok yang telah dibagi, seperti di Aceh, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara, serta di Papua dan Papua Barat. 
Dan saya serta 29 teman yang lain meninggalkan AAL pada 19 Agustus menuju tempat penugasan yang membuat kami penasaran saat pengumuman penugasan di pertengahan prakondisi. Kami ditempatkan di Provinsi yang ke 32 Indonesia, dan kami-pun berangkat menuju ujung timur bumi Nusantara, Papua. Amazing. :)-


Tempah asa jiwa raga
Tekad keringat mengucur deras terasa
Kobarkan semangat 45 dalam dada
Tekun raih ilmu demi Endonesa

Hidup keras disiplin dihentakkan 
Bernada bunyi kegembiraan
Lelah Ikhlas sahabat Proses Pencapaian
Pikul Amanah menuju Medan Perjuangan

Korek korek dan nyalakan
Kobarkan kobarkan serta Gaungkan
Panji panji perjuangan Pendidikan
Bersama sang putra demi Bangsa Tercinta

Lion
:)