Selasa, 13 September 2016

TEMBOK KERAS ITU BERNAMA "LUPA"

Sebuah Kisah
di Papua

           Belajar setiap hari. Membaca, menulis serta berhitung. 3 pembelajaran utama yang kami laksanakan dengan sepenuh jiwa untuk mereka. Memberikan materi setiap hari tak menyurutkan tekad kami untuk menumbuhkan kecerdasan di kepala anak-anak timur Nusantara, meskipun hanya secuil biji zahrah, hehehe.
            Secuil biji zahrah, ya, mungkin memang demikian. Kemampuan memahami, kemampuan mengingat, kemampuan mengerjakan PR sungguh jauh berbeda dengan kemampuan anak-anak sekolah diperkotaan, apalagi perkotaan di Jawa, Kalimantan, Sumatera ataupun yang lain di belahan barat Indonesia.
            Tugas kami terasa sungguh ringan saat kami mengajarkan dengan materi-materi dasar. Namun terasa cukup berat saat kami harus selalu berusaha mestimulus mereka supaya bisa memahami materi yang kami sampaikan, mengerjakan PR serta tidak dengan mudahnya melupakan materi yang telah didapatkan. Pun dengan PR yang mereka tulis saat dikelas sebagai materi yang harus mereka kerjakan dirumah, dengan mudahnya mereka lupa dan pada akhirnya saat hari pengumpulan PR, ada yang tidak mengerjakan karena lupa.
            Suatu hari saya weekend di kota wamena untuk membeli blacknote ukuran A6. Siswa SMA dengan jumlah hanya 19 anak, maka semua mendapatkan buku kecil tersebut. Dengan harapan buku kecil tersebut mereka gunakan sebagai buku khusus untuk mencatat tugas (PR) yang mereka dapatkan. Buku yang memiliki warna sangat mencolok dan bentuk yang berbeda dari buku-buku yang mereka miliki, dengan harapan supaya mereka ingat dengan warna buku tugas mereka, sekalipun mereka melihat benda dengan warna yang sama dengan buku tugas mereka, ini bekerja seperti stimulus yang merangsang otak mereka agar selalu ingat dengan buku tugas saat melihat benda lain memiliki warna yang sama dengan buku tugas. Serta saya menyuruh mereka untuk “selalu meletakkannya di tas”, keluarkan hanya saat melihat apa tugas selanjutnya di rumah dan saat mencatat di kelas, kemudian segera kembalikan di tas. Itu saja. Alhamdulillah, terbukti ±90% ada perubahan posi+ive pada diri mereka dalam hal mengingat tugas,  mengerjakan tugas di rumah, dan kapan harus dikumpulkan. Amazing, Subhanallah.
            Saat kekurangan berada di depan mata, dan kita bisa mengatasinya. Maka tidak ada kata lain selain “memulai” untuk membuat terobosan-terobosan posi+Ive demi perubahan baik, meskipun hanya secuil biji zahrah sekalipun, Niat dan action yang kuat itulah modal pertama dan utama Insya Allah. (:



            Belajar bersama anak manusia
            Berada diujung timur belantara
            Kemampuan apa adanya
            Berbeda kisah dipulau Barat lainya
           
            Samudera ilmu menyapa
            Dalam bingkai keras batu jiwa raga
            Berusaha keras, sekeras gempa
            Demi pecahkan kerasnya batu Trikora

            Sabar, dan bersabarlah
            Mereka anak manusia,
            Yang tetap butuh helaian ilmu kita
            Jangan lelah, saat mereka sering lupa.

            :)-

Sahabatmu
Kak Lion