Cara Bergulat Ala Om BOB
Bob Sadino. Kita mengenal “ajaran” Bob Sadino adalah tentang filosofi ‘goblok’. Dalam buku “Belajar Goblok dari Bob Sadino”, Bob menyatakan bahwa orang sekolahan diajari tahu, sedangkan orang jalanan diajarkan bisa. Orang bisa, tentu berada beberapa langkah di depan orang yang hanya tahu. Lebih parah lagi, orang sekolahan biasanya hanya tahu dan belum tentu mengerti, sehingga dalam melangkah banyak ragu-ragu. Takut begini, takut begitu, karena terlalu banyak rambu.
Sementara itu, orang yang besar di jalanan hanya mengajarkan satu hal : lakukan saja! Tidak ada teori yang rumit dan pikiran yang negatif atau penuh kekhawatiran. Kata Bob, orang yang pintar di jalanan berani melawan ketakutan yang biasanya membisikan teror, “bagaimana nanti kalau gagal,” atau “jangan-jangan nanti bangkrut,” dan lain-lain. Orang jalanan menjadi pintar dan bisa karena melakukan atau menjalankan secara langsung. Mengalami benturan masalah, menghadapi problematika riil yang harus dicari jalan keluarnya secara praktis. Itu yang membuat mereka bisa.
Itu sebabnya Bob sering menyatakan, kalau anak kuliahan dengan IPK di atas 3, itu tanda calon karyawan, bukan calon bos. Teori perkuliahan saja tidak cukup membuat seseorang sukses dan menjadi bos. Diperlukan ilmu jalanan, praktek langsung, bergulat dengan medan kenyataan. Itu yang menempa seseorang menjadi bisa, dan pada akhirnya bisa sukses dalam usaha.
Ternyata Bob Sadino memang memulai bisnis dari jalanan, bukan dari sekolahan. Dia memulai dengan berjualan telur, daging ayam, sayur-mayur dan buah-buahan. Dia tidak menghadapi segala masalah dengan senjata teori, melainkan dengan praktek langsung. Bob juga mempunyai cara unik dalam melakukan pengawasan, yaitu dengan cara ikut bekerja bersama para karyawannya. Bahkan Bob betah seharian ikut melakukan pekerjaan karyawan.
tidak segan bergaul dengan para karyawan mulai dari top level sampai pegawai paling rendah seperti tukang sapu atau office boy. Ia memosisikan diri seperti rekan kerja, teman, sahabat atau bahkan keluarga. Dengan cara seperti ini, semua karyawan menjadi nyaman dengan dirinya, dan pada saat yang sama ia bisa mengawasi serta mengontrol pekerjaan karyawan.
Jangan lupa bahwa, Aksi dilapangan harus diawali dengan pemikiran (konsep). artinya tetap didahului dengan teori. namun teori yang banyak dan memakan pikiran juga tidak ada gunanya jika tanpa sebuah praktik di lapangan. dari lapangan kita akan mengetahui secara jelas konsep kita, karena sejatinya dari sebuah kejadian nyata kita mendapatkan kesimpulan serta aksi selanjutnya.